Tiada Lagi Alasan


Semangat Pantang Menyerah

usia bukan penghalang

usia bukan penghalang

bersahabat dg alam

bersahabat dg alam

bersahabat dg alam

pantang bagi orang kecil seperti kami, meminta-minta. Pantang bagi kami mengemis memohon belas kasihan pemerintah demi menyambung hidup. Pantang bagikami berhutang, menengadahkan tangan memohon bantuan.

biar panas-susah-berpeluh sungguh, kami punya harga diri.

mari belajar dari hal-hal kecil yang bernilai besar. Mari membuka mata mengambil hikmah dari petani kecil dan tua yang SEPANTASNYA BERISTIRAHAT DENGAN DAMAI MENANTI PANGGILAN TUHAN.

Dia mungkin kecil bagi kita, tetapi siapa yang tahu kemulyaannya di sisi Tuhannya.

(Sumber: http://ilyasafsoh.wordpress.com/2008/08/12/semangat-pantang-menyerah/)

Berjuang tanpa Henti

Kompetisi makin tinggi
Mandiri meski makin langka
Adakah yang lebih kuat dari mereka?
Pantang menyerah

Sumber: Galeri foto FES (Festival Ekonomi Syariah) JCC  (http://abduh1.blogspot.com/2008/01/berjuang-tanpa-henti.html)
***

derm2

Jika anak ini bisa membantu,

mengapa “kita yang lebih baik” tidak?

Kami semua tak bisa berkata-kata,
ia memberikan semua yang diperolehnya
kepada Lembaga Amal dengan usahanya sendiri.

***

Qian Hongyan Atlet Cacat yg Pantang Menyerah

Cacat tidak mematahkan semangat Qian Hongyan of Kunming, China, untuk berprestasi. Remaja yg kehilangan kedua kakinya saat kecelakaan lalu lintas diusianya 3 tahun. Oleh orangtuanya, Qian diikutsertakan dalam terapi basket. ternyata berhasil, Qian tampil sebagai pebasket cilik yg cemerlang. Tak memiliki kaki bukan halangan baginya untuk lincah di lapangan.

Sumber: http://smkbinawarga.wordpress.com

***

P12

P18Wanita muda itu tidak patah arang ketika ada orang berpendapat, “Kamu tidak bisa melukis karena tak punya tangan”. Dengan semangat dan tekadnya ia membuktikan bahwa ia bisa melukis menggunakan kaki kiri, karena pikirnya kalau ia bisa menulis dengan kaki mungkin bisa menggambar dengan kaki juga.

Patricia memang keras dengan dirinya sendiri, ia membuktikan pendapat orang seperti di atas salah besar. Dialah orang pertama dari Indonesia yang diterima menjadi anggota AMFPA (Association of Mouth & Foot Painting Artists), sebuah organisasi berpusat di Swiss yang menyokong para seniman yang melukis dengan Mulut dan Kaki karena kehilangan fungsi tangannya karena sakit, kecelakaan atau cacat lahir agar mereka dapat hidup mandiri.

Menyikapi kondisi fisik tubuhnya Patricia berkata,“Tuhan tidak memberikan saya tangan dan kaki yang normal, tapi Tuhan menganugrahi saya dengan pikiran yang tajam dan kemauan kuat untuk bertahan hidup dan menjadi manusia produktif dan saya beruntung mempunyai orang tua yang selalu memberikan kasih sayang dan dukungan”.

Sumber: http://matakumatamu.multiply.com/journal/item/15/Keindahan_Patricia…

***

Syaikh Ahmad Yassin

Syaikh Ahmad Yassin

Syeikh Ahmad Yassin, beliau sampai di akhir hayatnya tidak pernah lelah untuk terus mengobarkan semangat perlawanan kepada kaum zionis dan kemudian mampu menggerakkan para pemuda, ibu-ibu, bahkan anak-anak untuk menjemput syahid.

Syeikh Ahmad Yasin adalah penjelmaan sadar atas ayat Qs. 9;91-92. Kaum lemah seperti bayi, anak-anak, perempuan, para jompo terbebaskan dari kewajiban bertempur di jalan Allah. Tetapi mereka sama sekali tak terbebaskan dari ‘bertulus hati mencintai, menaati dan mengutamakan Allah dan Rasul-Nya serta berazam untuk membela-Nya kapan saja hal itu dimungkinkan. Adakah kejujuran yang melebihi kesedihan mereka yang datang menyerahkan jiwa raga ke jalan Allah tanpa mampu melengkapi diri dengan keperluan bertempur, lalu “…. Engkau (hanya dapat) mengatakan kepada mereka: ‘Aku tak mendapatkan (biaya membeli kendaraan untuk) mengangkut kalian. Mereka-pun berlalu dengan genangan air mata karena sangat berduka“ (Qs. 9:92).


‘Ia adalah nama generic’, tulis seseorang di sebuah situs internet. Saya setuju itu, karena memang sebelum dan sesudahnya akan tetap ada ikon-ikon kejujuran, pengorbanan dan harga diri yang terus hidup, bahkan sesudah roket-roket menghancurkan jasad mereka. Berpuluh tahun kematian enggan menjemputnya, sampai pada usia sesenja ini, ijabah atas kerinduan syahidnya terbukti. Ia bagaikan Umar bin Khattab yang di bulan wafatnya dan di saat tikaman melumpuhkannya berdoa, “Ya ALLAH, telah tua usiaku, semakin melemah tanagaku. Maka karuniakan daku syahid di Jalan-Mu dan jadikan syahid itu di negeri Nabi-Mu.”

Sumber: http://adee04.blogspot.com/2008/06/saat-batu-tidak-enggan-tuk-berbicara.html

Subhanallah…
ALLAHU AKBAR!!!

Ya Allah sungguh aku merasa malu kepada-Mu…
Engkau telah banyak memberi kenikmatan,
tapi hamba kurang bersyukur…
Ampuni hamba Ya Allah…

Ya Allah tolonglah kami

agar selalu bersyukur padaMu,

selalu ridho dengan keputusan-Mu

selalu ikhlas beramal pada-Mu

dalam kondisi apapun tetap bersemangat menjalani hidup ini

bekerja dan beribadah untuk-Mu…

Amiin

***

Related Topik:

https://chaliim.wordpress.com/2009/05/19/komitmen/

https://chaliim.wordpress.com/inspirasi-bacalah/

Membangun Sikap Mental Pantang Menyerah

Bangkitlah Negeriku


bangkitlah

….

“Ingatlah saudaraku, arah dan tujuan kita jangan berubah. Langkah harus semakin tegap. Karena perubahan adalah kepastian. Bangkitkan semangat! Dan rebut setiap peluang! Jangan sibuk dengan hal yang tidak penting. Ledakkan keraguan! Dan yakinlah, bahwa Allah (SWT) pasti membimbing kita untuk mendapatkan kebahagiaan yang hakiki!”

(Opening Album, Shoutul Harokah – Bangkitlah Negeriku)

Shoutul Harokah meluncurkan album baru (2008) yang merupakan Repackage dari album sebelumnya. Nasyid Bangkitlah Negeriku Harapan Itu Masih Ada inipun yang baru diluncurkan dan menjadi Jinggle untuk Munas di Bali, diubah juga. Ada nasyid lain yang berada dalam album Repackage Bangkitlah Negeriku Harapan itu Masih ada yang bercover Pinky adalah Lirih Lirih Pembebas, Ini Langkahku, Cita Pemuda, Bingkai kehidupan, Gelombang Keadilan dll. Sahabat juga dapat mengaktifkan Ring Back Tonenya. Silakan kunjungi http://www.shoutulharokah.com/ atau http://id.wikipedia.org/wiki/Shoutul_Harokah untuk lebih jelasnya.

***

Nasyid-nasyid haroki ini bisa men-charge semangat ku saat-saat aku sedang kritis dalam masa-masa mengerjakan TA. Alhamdulillah semangat ku mulai naik lagi. Thanks to Shoutul Harokah. “Knowing is not enough, I must apply. Willing is not enough, I must do!

***

Indonesia Memanggil
Karya : Ust. Tate Qomaruddin, Lc

ha … ha … ha …
Singsingkan lengan baju pancangkan asa
Ukirlah hari esok pertiwi jaya
Bergandengan tangan tuk meraih ridho Allah
Buatlah negri ini slalu tersenyum
Bahagia dan Sejahtera dalam cinta-Nya
Tiada lagi resah tiada lagi duka lara

Negeri indah Indonesia
Memanggil namamu
Menyapa nuranimu
Negeri indah Indonesia
Menanti hadirmu
Rindukan karyamu

***

Disarikan dari: http://androes.wordpress.com

Komitmen


Bismillahirrahmanirrahim

Belajar komitmen.

Ketika mengikuti kuliah SPN 6 di Salman edisi perdana, Ustadz Darlis Fajar menyampaikan tentang arti dan makna komitmen. Sebelumnya beliau menanyakan kepada para peserta, termasuk saya. berbagai jawaban pun muncul. Namun yang cukup mencengangkan bagi saya, beliau menyatakan bahwa arti komitmen itu cukup dua kata: NO REASON. Satu hal yang membuat keberanian utk menuju ke jenjang pernikahan: Komitmen.

Hal itu beliau sampaikan lagi ketika bertemu di MQ FM saat ada acr ‘ngaji bareng & koordinasi TC Nasional’. Saat itu beliau menanyakan siapa yang sanggup mengkhatamkan AlQuran tiap bulan. Dan diantara kami cuma sebagian yg mengangkat tangan tanda sanggup. Kemudian beliau bertanya mengapa msh ada yang tidak mau (termasuk saya 😦 ). Akhirnya beliau pun bercerita tentang kisah Kaab yang tidak ikut perang Tabuk. Intinya tentang KOMITMEN!.  Ketika Nabi bertanya mengapa Ka’ab tidak ikut berjihad. Shbt Kaab tak berani berdusta, beliau tak punya alasan untuk berdusta. Sampai akhirnya beliau mendapat sanksi selama 40 hari.

Satu pelajaran berharga: Komitmen.

Commitment is NO REASON

Komitmen = tidak ada alasan.

Komitmen.

Satu kata indah yang menjadi pengikat kesetiaan.

Satu kata indah  yang akan menguatkan keistiqomahan.

Satu kata yang akan membuktikan keteguhan di jalan cinta para pejuang.

karena disana dia yakin Allah selalu bersamanya.

karena dia yakin, jika dia jujur di setiap target&ikhtiarnya  pada Allah, maka Allah akan mengabulkan perjuangannya.

Alasan akan membuat kita selalu menunda amal. Dan lama-kelamaan akan membuat kita meninggalkannya. Kita dianjurkan untuk bersegera beramal. Memenuhi panggilan-Nya.

Kita bisa mengambil hikmah dari kisah shbt  Ka’ab

http://embuntarbiyah.wordpress.com/2007/07/13/kisah-ka%E2%80%99ab-bin-malik-dalam-perang-tabuk/

http://nkamariyah.blogspot.com/2009/03/belajar-dari-perang-tabuk-membangkitkan.html

Semoga kita bisa berkomitmen dengan keimanan & keislaman.

-chalim-

Related topik:

komitmen terhadap goalLomba marathon internasional 1986 di New York  diikuti ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba ini berjarak 42 km. mengelilingi kota New York. Jutaan orang  di seluruh dunia menyaksikan acara ini melalui televisi secara langsung.

Ada satu orang peserta yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut, yaitu Bob Willen. Bob seorang veteran perang Vietnam. Ia kehilangan kedua kakinya  karena terkena ranjau saat perang. Untuk berlari, Bob menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya kedepan.

Lomba pun dimulai. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis finish. Wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton terus bertepuk tangan mendukung para pelari. 5 km telah berlalu. Beberapa peserta mulai kelelahan, mulai berjalan kaki. 10 km berlalu. Saat ini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut untuk iseng-2. Beberapa yang  kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis panitia.

Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-10, Bob Willen masih berada di urutan paling belakang, baru saja menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya kedepan dengan kedua tangannya.

Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru “Ayo Bob!  Ayo Bob ! Berlarilah terus”. Karena keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 km dalam satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya.

Empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditempuh. Hingga suatu saat, hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Kekuatannya mulai habis. Bob perlahan-2 bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak di sana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka di tangannya saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya.

Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah2  gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak “Ayo Bob, bangkit ! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. Cepat bangun ! Jangan menyerah! Cepat bangkit !!!”

Perlahan Bob mulai membuka matanya kembali. Garis finish sudah dekat. Semangat membara lagi di dalam dirinya, dan tanpa sarung tangan, Bob melompat- lompat ke depan. Dan satu lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish. Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. Bob bukan saja telah menyelesaikan perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon.

Di hadapan puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata “SAYA BUKAN ORANG HEBAT. ANDA TAHU SAYA TDAK PUNYA KAKI LAGI. SAYA HANYA MENYELESAIKAN APA YANG TELAH SAYA MULAI. SAYA HANYA MENCAPAI APA YANG TELAH SAYA INGINKAN. KEBAHAGIAAN SAYA DAPATKAN ADALAH DARI PROSES UNTUK MENDAPATKANNYA. SELAMA LOMBA, FISIK SAYA MENURUN DRASTIS. TANGAN SAYA SUDAH HANCUR BERDARAH-DARAH. TAPI RASA SAKIT DI HATI SAYA TERJADI BUKAN KARENA LUKA ITU, TAPI KETIKA SAYA MEMALINGKAN WAJAH SAYA DARI GARIS FINISH. JADI SAYA KEMBALI FOKUS UNTUK MENATAP GOAL SAYA. SAYA RASA TIDAK ADA ORANG YANG AKAN GAGAL DALAM LARI MARATHON INI. TIDAK MASALAH ANDA AKAN MENCAPAINYA DALAM BERAPA LAMA, ASAL ANDA TERUS BERLARI. ANDA DISEBUT GAGAL BILA ANDA BERHENTI. JADI, JANGANLAH BERHENTI SEBELUM TUJUAN ANDA TELAH TERCAPAI”

http://www.emotivasi.com/2008/08/13/komitmen-terhadap-goal